Blog berisi artikel seputar peluang bisnis, tips bisnis, serta inspirasi bisnis

Bahayanya Berbisnis Karena Latah

Berbisnis karena latah? Hmmm.... Emang ada ya? Mungkin istilah berbisnis karena latah bukanlah istilah yang familiar dan populer, tapi bagaimanapun ini bukanlah sebatas istilah melainkan sudah menjadi fenomena yang terjadi di dunia nyata. Saya sering menemukan fenomena aneh dan berbahaya ini, baik ketika saya masih mahasiswa dulu maupun kini saat saya sudah lulus dan full menjalani bisnis yang saya rintis bersama istri.

Semaraknya program-program entrepreneurship atau kewirausahaan yang dimotori oleh instansi-instansi pemerintahan dan juga kampus-kampus memang sukses membuat semangat kewirausahaan di masyarakat menjadi menggeliat. Menjadi seorang pebisnis, entrepreneur, wirausahawan atau apapun sebutannya, yang pada awalnya dipandang sebelah mata, kini bisa menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Teori yang sering dikemukakan bahwa majunya ekonomi suatu bangsa dapat tercapai bila memiliki entrepreneur/wirausahawan/pebisnis minimal 2% dari jumlah penduduknya, menjadi alasan yang mendasari untuk mengapa harus bangga menjadi seorang entrepreneur. Walhasil, disatu sisi memang sukses membakar semangat masyarakat untuk berbondong-bondong berbisnis, namun disisi lain jumlah yang banyak tersebut tidak diimbangi dengan kualitas yang dihasilkan. Kebanyakan masih berbisnis karena latah.

Potensi Bahaya Berbisnis Karena Latah

Berbisnis karena latah atau ikut-ikutan memiliki potensi berbahaya bagi para pelakunya. Biasanya, mereka yang menjalaninya tidak memiliki dasar atau pondasi berupa mental yang kuat untuk berbisnis. Ditambah lagi miskinnya ilmu-ilmu pendukung bisnis seperti ilmu marketing, pengelolaan keuangan, manajemen, dan lain sebagainya, membuat mereka yang melakoninya seperti menunggu bom waktu yang akan menghancurkan keyakinannya dalam berbisnis. 

Kondisi ini diperparah dengan maraknya training-training motivasi seputar entrepreneurship yang diselenggarakan diberbagai tempat. Selalu ada dua sisi dari setiap peristiwa. Disatu sisi training-training yang diadakan cukup efektif untuk membangkitkan semangat kewirausahaan di masyarakat namun disisi lain training-training semacam ini tidak memberikan pondasi yang kuat bagi para alumninya. Doktrin bahwa berbisnis itu enak, bisa bebas waktu dan bebas finansial, dan lain sebagainya, merupakan doktrin-doktrin yang membahayakan pola pikir mereka yang ingin terjun di dunia wirausaha.

Jarang dijelaskan bahwa berwirausaha selalu memiliki potensi untuk rugi dengan peluang yang sama besarnya dengan potensi untuk untung. Jarang juga dijelaskan secara mendetail apa faktor-faktor yang menjadikan seorang pebisnis bisa memperoleh untung. Tentu yang lebih jarang lagi adalah penjelasan apa yang harus dilakukan oleh seorang pebisnis ketika bisnisnya mengalami goncangan, kolaps, merugi, bahkan bangkrut, bagaimana ia harus me-recovery segalanya untuk bisa bangkit lagi. Tanpa adanya sharing ilmu semacam ini, semangat kewirausahaan yang sedang tinggi-tingginya di tengah-tengah masyarakat justru berpotensi berbahaya.

Solusi Bagi Yang Ingin Mulai Berbisnis

Penjelasan-penjelasan di atas bukanlah saya tulis untuk menakut-nakuti anda, pembaca blog ini, agar memasuki dunia bisnis. Tidak, sama sekali tidak. Justru saya ingin anda bisa lebih bijak dalam membuat keputusan, tidak asal ikut-ikutan. Menjalani bisnis itu adalah sebuah seni tersendiri yang unik. Menduplikasi cara yang dilakukan oleh seorang pebisnis sukses tidak serta merta menjamin kita akan memperoleh kesuksesan yang serupa.

Sebagai akhir pada sharing kali ini, saya akan memberikan solusi-solusi bagi anda yang serius ingin mulai berbisnis. Apa saja yang harus anda persiapkan untuk benar-benar terjun ke dalam dunia bisnis:
  1. Temukan dorongan terbesar anda (strong why) untuk berbisnis. Strong why adalah sesuatu yang memberikan efek motivasi yang tidak akan pernah habis dalam kondisi apapun. Misal, strong why saya dan istri dalam berbisnis adalah sama-sama memiliki pengalaman masa lalu yang pahit, berkekurangan, dan terbelit hutang, dan menyaksikan bagaimana orang tua kami bekerja keras membanting tulang, dipandang rendah oleh orang lain, hanya demi memenuhi kebutuhan keluarga.
  2. Asah kemampuan anda dalam menjual. Kemampuan menjual kadang dianggap sepele oleh mereka yang ingin memulai bisnis. Fokus pikirannya kadang lebih tertuju pada bagaimana membuat/menghasilkan produk terbaik. Padahal tanpa memiliki kemampuan menjual yang baik, produk sehebat dan sebaik apapun tidak akan pernah dihargai secara layak, atau bahkan sangat mungkin akan tidak laku. Kemampuan menjual adalah tentang bagaimana anda meyakinkan orang lain untuk membeli produk anda dan membuat mereka merasa akan rugi bila sampai tidak membeli. Setelah memiliki kemampuan menjual yang baik, anda dapat menjual apapun sesuai passion anda.
  3. Terus belajar. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk berbisnis diperlukan ilmu-ilmu pendukung bisnis seperti ilmu marketing, pengelolaan keuangan, manajemen, dan lain sebagainya. Anda tidak harus kuliah dibidang itu untuk mempelajarinya karena ilmu-ilmu itu adalah ilmu yang umum dan dapat dipelajari oleh siapapun. Tentu akan ada perbedaan bila mempelajarinya di level akademis dengan mempelajarinya secara otodidak.
  4. Cari mentor dan/atau coach untuk bisnis anda. Hampir setiap pebisnis sukses memiliki mentor dan/atau coach bisnis pribadi. Memiliki mentor atau coach bukan lagi hal untuk gengsi-gengsian, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Mentor atau coach akan mengajak/melatih kita melihat bisnis dari sudut pandang berbeda. Mereka juga dapat membantu kita menggali potensi yang terpendam dalam diri kita yang dapat berefek positif pada bisnis.
  5. Gabung di komunitas. Bergabung. di komunitas menjadi salah satu cara efektif untuk mempercepat dalam meng-upgrade kapasitas anda sebagai pebisnis. Komunitas juga memudahkan anda dalam memperluas jaringan anda, selain menjadi salah satu sarana untuk me-leverage bisnis anda. Hanya saja anda harus pastikan komunitas yang anda masuki adalah komunitas yang sesuai.

Bahayanya Berbisnis Karena Latah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: muslimpreneur

0 comments:

Post a Comment